Aku senang tidak ada pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi ternyata, penggantinya lebih buruk lagi. Kau tahu ? TEST IQ.
Pertama, kami harus mengerjakan 100 soal menyedihkan. Isinya matematika, pengetahuan umum, bahasa Indonesia, ipa, ips, pokoknya lengkap deh. Yang pasti matematikanya bikin pusing. Kebanyakan tentang pola dan pecahan. Ahh, AKU BENCI MATEMATIKA.
Lalu, kami harus mengerjakan soal-soal tolol itu lagi sebanyak 79. Ampun deh, keblenger banget ngerjainnya. 79 soal itu isinya tentang logika semuanya.
Aku bingung kenapa sih kami murid kelas 6 harus mengerjakan soal gila semacam itu. Jujur, aku sih tidak terlalu kesulitan mengerjakan soal-soal tersebut. Tapi aku tahu diantara teman-temanku sudah kelihatan ada yang tampangnya khawatir.
Ms.Eshter, setidaknya itu nama yang tertera di bajunya, segera mengumpulkan lembar soal dan jawaban ketika jarum jam menunjukan pukul 09.20. Nah, sekarang makin kelihatan siapa yang tampangnya khawatir.
Bel istirahat sudah berbunyi sejam yg lalu. Artinya tidak ada bel lagi untuk kami. Kami istirahat sesuka hati. Sepanjang istirahat kami bermain Polma : Polisi vs. Maling. Kami bergembira dan berteriak-teriak tanpa kejelasan, saling menabrak, menarik, menyeret, dan yang pasti aku tergencet di penjara.
Aduh, astaga ! Sekarang tidak ada lagi tampang-tampang khawatir, sebab kami semua yang berotak ataupun yang tidak sama sekali tidak menggunakan kecerdasan kami. Semua bergembira dan ini adalah mengapa aku tidak peduli tentang otak.
Pertama, kami harus mengerjakan 100 soal menyedihkan. Isinya matematika, pengetahuan umum, bahasa Indonesia, ipa, ips, pokoknya lengkap deh. Yang pasti matematikanya bikin pusing. Kebanyakan tentang pola dan pecahan. Ahh, AKU BENCI MATEMATIKA.
Lalu, kami harus mengerjakan soal-soal tolol itu lagi sebanyak 79. Ampun deh, keblenger banget ngerjainnya. 79 soal itu isinya tentang logika semuanya.
Aku bingung kenapa sih kami murid kelas 6 harus mengerjakan soal gila semacam itu. Jujur, aku sih tidak terlalu kesulitan mengerjakan soal-soal tersebut. Tapi aku tahu diantara teman-temanku sudah kelihatan ada yang tampangnya khawatir.
Ms.Eshter, setidaknya itu nama yang tertera di bajunya, segera mengumpulkan lembar soal dan jawaban ketika jarum jam menunjukan pukul 09.20. Nah, sekarang makin kelihatan siapa yang tampangnya khawatir.
Bel istirahat sudah berbunyi sejam yg lalu. Artinya tidak ada bel lagi untuk kami. Kami istirahat sesuka hati. Sepanjang istirahat kami bermain Polma : Polisi vs. Maling. Kami bergembira dan berteriak-teriak tanpa kejelasan, saling menabrak, menarik, menyeret, dan yang pasti aku tergencet di penjara.
Aduh, astaga ! Sekarang tidak ada lagi tampang-tampang khawatir, sebab kami semua yang berotak ataupun yang tidak sama sekali tidak menggunakan kecerdasan kami. Semua bergembira dan ini adalah mengapa aku tidak peduli tentang otak.
matematika gampang tau :P
BalasHapus