Jumat, 07 Mei 2010

Chapter Eight _ Ulang Tahun Catherine

Hari ini adalah hari ulang tahun Catherine. Tanggal 25 Januari. Kami semua tidak ingin melewatkannya jadi kami membuat semacam kejutan untuknya. Dari jauh hari kami mengumpulkan uang sebesar lima ribu rupiah dari tiap murid 6D untuk membeli kue lezat rasa lemon. Sayang kami tidak membeli yang rasa coklat ataupun black forest sebab Catherine sendiri alergi terhadap coklat.
Aku membuka pintu kelas 6D sambil tersenyum ceria karena tidak sabar ingin memberi kejutan untuk sahabatku Catherine. Tetapi senyumku tidak dapat dipertahankan dan ditampilkan cukup lama karena Lala langsung menyambarku persis ketika aku memasuki kelas.
“Tak ada banyak waktu untuk memberinya kue itu dan tiup lilin. Catherine belum datang tetapi kami…”, Lala menjelaskan tetapi dia berkata padaku sambil memandang rambutku. “Apa yang kau lakukan pada rambut depanmu?”
Aku mengelus poniku dan berkata, “Aku memotongnya, tentu saja. Ini menjadi poni, lihat.” Aku memang memotong poni hari Sabtu yang lalu.
Lala tertawa kecil, katanya “Aku suka rambutmu. Lucu sekali.”
Chira tiba-tiba menghampiriku. “Kau tampak manis kalau rambutmu begitu. Kita semua kembaran mempunyai poni sekarang !”
“Trims. Aku juga menyukainya.”, kataku. “Jadi kalian ke manakan kue tart lemonnya?”
“Kami taruh kuenya di kulkas ruang guru di lantai 2. Tapi sampai sekarang Catherine belum juga tiba ! Ke mana anak itu ?”
“Begini saja”, ujarku.Kupanggil Rena. Di adalah sepupu dari Catherine dan Anet yang juga duduk di kelas 6D. Dia anak yang baik dan lumayan cerdas, walaupun kami semua sempat bertengkar dengannya semester lalu. Rumahnya juga berdekatan dengan Catherine sehingga dia tahu banyak tentang apa yang terjadi pada Catherine.



Rena menghampiriku dan semuanya berkumpul di mejaku. Kami semua berunding. Akhirnya kami membagi-bagi tugas. Rena jaga pos 1 alias lapangan parkir, Matthew jaga di pos 2 alias gerbang sekolah, Lala jaga pos 3 alias tangga pertama, aku dan Chira di lantai 2 dari kelas 5c bertugas mengamati lapangan parkir , Renata di lantai 3 bertugas menerima pemberitahuan dan mengamati sekitar tangga, sementara anak-anak 6d lainnyaa di kelas untuk bersiap mematikan lampu, menyusun meja, dan menyiapkan kue.
“Ke mana si Catherine ? Jangan sampai dia tidak datang.”, aku mondar-mandir gelisah di sekitar lantai 2.
Kami menunggu 10 menit lagi dan memutuskan jika Catherine tidak datang juga setelah 10 menit mendatang, maka kami akan mengemasi kue dan menunda acara tiup lilinnya.
Chira menengok ke arah jam. “5 menit lagi atau kita harus berkemas”, katanya.
Entah berapa detik setelah itu, Matt berseru dari tangga bawah, “Cepat, Catherine datang ! Rena sedang mencoba mengulur waktu ! Cepat siap – siap !”
Aku berbalik dan berlari ke arah tembok pembatas. Benar, Catherine sedang berjalan menuju gerbang. Semua anak yang berjaga segera naik ke kelas.
Kami menyalakan lilin ulang tahun dengan angka dua belas. Kami berhasil Walau kami kesulitan menyalakan korek api.
Catherine tertawa gembira saat memasuki kelas. Lantunan lagu “Happy Birthday” menyambut kedatangannya.
“Thanks dear. Aku beruntung mempunyai teman-teman seperti kalian !”, ujar Catherine senang.
Kami semua tertawa ceria dan bergantian menyalami Catherine, lalu makan kue lemon yang nikmat sambil saling bergurau. Yahh, menurutku aku juga merasa beruntung memiliki kelas yang semua muridnya teman baikku, Kami semua saling menyayangi dan menghargai. Sungguh aku sangat menyukai 6d.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar